Sabtu, 23 April 2011

Perjamuan Kudusmenjdi dasar Ekaristi

a.      Latar Belakang
Agama adalah kepercayaan. Durkhiem mendefinisikan agama sebagai system yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan peribadatan dengan benda benda sacral, kepercayaan dan peribadatan yang mempersatukan semua orang yang menganutnya kedalam suatu komunitas moral yang disebut gereja[1]. Dan setiap agama mempunyai ritual khusus yang berhubungan erat dengan apa yang mereka sembah dan yakini.
Ritual keagamaan ialah sebuah aktivitas dari sebuah agama  yang dijadikan pusat kegiatan dari sebuah agama. Ritual keagamaan menjdikan simbol untuk berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ritual juga dengan berbagai macam bentuknya merupakan salah satu kegiatan utama dalam kehidupan keagamaan.[2]
Ritus adalah suatu tindakan, biasanya dalam bidang keagamaan, yang bersifat seremonial dan tertata. Ritus terbagi menjadi tiga bagian:
·       Ritus peralihan, yaitu yang pada umumnya mengubah status sosial seseorang, misalnya pernikahan, pembaptisan, atau wisuda.
  • Ritus peribadatan, ialah di mana suatu komunitas berhimpun bersama-sama untuk beribadah, misalnya umat Muslim salat berjamaah, umat Yahudi beribadat di sinagoga atau umat Kristen menghadiri Misa
  • Ritus devosi pribadi, ialah di mana seseorang melakukan ibadah pribadi, termasuk berdoa dan melakukan ziarah, misalnya seorang Muslim atau Muslimah menunaikan ibadah Haji.
Dalam Kekristenan ritus memiliki makna yang lebih khusus dalam hal ini ritus berarti suatu liturgi tertentu. Misalnya, dalam keyakinan Katolik, sakramen yang dinamakan pengurapan orang sakit secara tradisional dikenal sebagai ritus terakhir, karena kerap diselenggarakan bagi seseorang menjelang ajalnya.
Dalam tata guna Kristiani, ritus dapat pula berarti keseluruhan dari suatu tradisi liturgis yang biasanya berpusat pada suatu lokasi tertentu. Misalnya Ritus Latin atau Romawi, Ritus Byzantium, dan Ritus Suryani. Ritus-ritus seperti ini mencakup berbagai sub-ritus. Misalnya, Ritus Byzantium memiliki variasi Yunani, Rusia, dan variasi-variasi berbasis etnis lainnya[3].
Tidak hanya itu ritus dalam kekristenan sangat di sakralkan dan tidak dapat diubah apapun bentuknya, khususnya ritus Ekaristi, yang didalam prosesinya memilki liturgi-liturgi dan harus dilaksanakan, lslah satu liturgi ialah liturgi Ekaristi yaitu sebagi pusat doa, puncaknya perayaan Ekaristi.
b.     Rumusan Masalah

1.     Apakah pengertian Perayaan Ekaristi ?
2.     Bagaimana proses Perayaan Ekaristi ?
3.     Kapan Perayaan Ekaristi dilaksanakan ?

c.      Tujuan
Mengetahui pengertian Perayaan Ekaristi, mengetahui makna dan tujuan perayaan Ekaristi. Mengerti tentang proses pelaksanaan perayaan Ekaristi. Mengeryi tentang bagaimana makna simbol-simbol keagamaan yang umat Katolik lakukan.
            Dan memenuhi tugas praktek mata kuliyah studi praktek keagamaan.












Pembahasan
A.    Sejarah Ekaristi
Dasar dari umat Kristen Katolik melaksanakan perayaan Ekaristi ialah saat kisah tentang Perjamuan Terakhir Yesus.[4] Peristiwa ini juga dituliskan di Matius 26:17-29, Markus 14:12-25, Lukas 22:7-38, dan Yohanes 13:1-38 (yang menuliskan tentang Yesus membasuh kaki murid-muridNya).

a.      Yesus makan Paskah dengan murid-muridNya[5]

Hari tersebut merupakan hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, atau yang disebut Paskah Yahudi. Murid-murid Yesus lalu mempersiapkan perjamuan Paskah bagi Yesus. Pada saat makan, Yesus memberitahukan bahwa salah satu di antara mereka akan menyerahkan Yesus (kepada para pemuka agama yang membenci Yesus). Murid-murid Yesus yang tidak tahu siapa orang yang dimaksudkan merasa sedih mendengar hal tersebut.

b.     Penetapan Perjamuan Malam

1 Korintus[6] 11:23-29: Yesus mengambil roti lalu mengucap syukur atasnya, sesudah itu Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Lalu ia mengambil cawan anggur dan berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

c.      Yesus membasuh kaki murid-muridNya

Sesaat sebelum perjamuan, Yesus menaggalkan bajunya hingga terlihat cawatnya dan mengambil sehelai kain putih dan semangkuk air. Murid yang pertama kali dibasuh kakinya adalah Yohanes. Selama pembasuhan, Yesus juga membasuh kaki Yudas Iskariot. Setelah itu, Yesus memakai kembali pakaianNya.
Perjamuan Kudus yang pada umumnya orang Kristen percaya bahwa mereka diperintahkan Yesus untuk mengulangi peristiwa perjamuan ini untuk memperingatinya ("... perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" - 1 Kor. 11:24, 25). Namun berbagai aliran Gereja Kristen memberikan pengertian yang berbeda-beda pula terhadap sakramen ini. Gereja Katolik Roma menekankan arti perjamuan kudus sebagai sarana keselamatan bagi umat.[4] Gereja-gereja Protestan umumnya lebih menekankan perjamuan sebagai peringatan akan kematian dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia.[7]
B.    Pengertian Ekaristi
Ekaristi termasuk Sakramen Perayaan Ekaristi ialah sebuah simbol syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena kepercayaan terhadap Ekaristi adalah Yesus Kristus sendiri, Ekaristi menjadi ‘jantung’ dari iman Katolik. Ekaristi adalah “sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani” dan “hakikat dan rangkuman iman kita”[8]
Ekaristi berasal dari bahasa yunani artinya bersyukur. Arti dan ekaristi sangat dipandang dan dihayati sebagai doa syukur, sebagai perjamuan dan sebagai korban :
a.      Ekaristi sebagai doa syukur:
Sejak awal sampai akhir perayaan ekaristi merupakan doa kepada Bapa. Dan bukan suatu kebetulan, sebab pada puncak perayaan ini dikemukakan dalam kisah injil bahwa Yesus mengambil roti seraya mengucapkan doa syukur, sebenarnya unsur doa syukur dalam ekaristi ini sudah terdapat pula dalam perjamuan Paskah Yahudi
b.     Ekaristi sebagai Parjamuan
Pada doa syukur Agung diucapkan kata-kata “ambillah dan makanlah” dan memang Roti dan Anggur yang telah dijadikan Tubuh dan Darah Kristus itu disantap jadi makanan dan minuman jadi eskaristi meruapakan suatu pertemuan yang berupa santapan bersama.
c.      Ekaristi sebagai Kurban
Dalam doa syukur agung terdapat kata-kata yang mnjelaskan bahwa kita dengan merayakan ekaristi mengadakan kurban. Selama perjamuan terkhir berlangsung Yesusu telah menghadirkan kurban hidupNya. Perjamuan itu merupakan kenangan akan kematianNya disalib.
Perbuatan memecah roti dan ucapan-ucapan seperti: ” yang dikurbankan untukmu “ dan bagi “ Darah” yang ditumpah”  merupakan kata-kata yang menunjuk aspek dari perayaan Ekarasti.[9]
Pada umumnya orang Kristen percaya bahwa mereka diperintahkan Yesus untuk mengulangi peristiwa perjamuan ini untuk memperingatinya ("... perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" - 1 Kor. 11:24, 25). Namun berbagai aliran Gereja Kristen memberikan pengertian yang berbeda-beda pula terhadap sakramen ini. Gereja Katolik Roma menekankan arti perjamuan kudus sebagai sarana keselamatan bagi umat. Gereja-gereja Protestan umumnya lebih menekankan perjamuan sebagai peringatan akan kematian dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia.
Ekaristi berasal dari kata ‘eucharistein‘ yang artinya ucapan terima kasih kepada Allah (KGK 1328). Ekaristi adalah kurban pujian dan syukur kepada Allah Bapa, di mana Gereja menyatakan terima kasihnya kepada Allah Bapa untuk segala kebaikan-Nya di dalam segala sesuatu: untuk penciptaan, penebusan oleh Kristus, dan pengudusan. Kurban pujian ini dinaikkan oleh Gereja kepada Bapa melalui Kristus: oleh Kristus, bersama Dia dan untuk diterima di dalam Dia. (KGK 1359-1361)
Ekaristi adalah Perjamuan Tuhan, yang memperingati perjamuan malam[10] yang diadakan oleh Kristus bersama dengan murid-murid-Nya. Perjamuan ini juga merupakan antisipasi perjamuan pernikahan Anak Domba di surga (KGK 1329).
Ekaristi adalah kenangan akan kesengsaraan dan kebangkitan Tuhan (KGK 1330). Ekaristi diadakan untuk memenuhi perintah Yesus untuk merayakan kenangan akan hidup-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya dan akan pembelaan-Nya bagi kita di depan Allah Bapa (KGK 1341).
Ekaristi adalah Kurban kudus, karena ia menghadirkan kurban tunggal Yesus, dan juga kurban penyerahan diri Gereja yang mengambil bagian dalam kurban Yesus, Kepalanya (KGK 1330, 1368). Sebagai kenangan Paska Kristus, Ekaristi menghadirkan dan mempersembahkan secara sakramental kurban Kristus satu-satunya dalam liturgi Gereja (KGK 1362, 1365). Ekaristi menghadirkan kurban salib dan memberikan buah-buahnya yaitu pengampunan dosa (KGK 1366).
Ekaristi adalah Komuni kudus, karena di dalam sakramen ini kita menerima Kristus sendiri (KGK 1382) dan dengan demikian kita menyatukan diri dengan Kristus, yang mengundang kita mengambil bagian di dalam Tubuh dan Darah-Nya, supaya kita membentuk satu Tubuh dengan-Nya (KGK 1331).
Ekaristi dikenal juga dengan Misa kudus, karena perayaan misteri keselamatan ini berakhir dengan pengutusan umat beriman (missio) supaya mereka melaksanakan kehendak Allah dalam kehidupan sehari-hari.[11]
C.    Tujuan Perayaan Ekaristi
a.      Sebagai manifestasi pengucapan syukur kita kepada Allah, karena Dia telah mengasihi umat manusia sedemikian rupa sehingga memberikan Anak-Nya yang Tunggal sebagai korban penebusan dosa kita (Yohanes 3:16).
b.     Sebagai peringatan, bahwa penderitaan dan kematian Yesus sebagai Anak Domba Allah di kayu salib itulah yang memungkinkan umat manusia diselamatkan dari Dosa Warisan Adam (Lukas 22:19).
c.      Sebagai dorongan bagi kita untuk secara periodik menilai diri (self correction) dalam arti, mengadakan koreksi atas hati dan pikiran kita, karena syarat untuk dapat ikut dalam perjamuan kudus ialah bahwa kita harus membersihkan hati dan pikiran kita sedemikian rupa sehingga keikutan kita makan roti dan minum anggur dari cawan Perjamuan Kudus itu adalah dalam keadaan rohani yang layak dan iman yang tidak ragu-ragu[12]
d.     Dengan menghayati misteri Ekaristi kita dapat memberi kesaksian kepada dunia bahwa kelaparan dan kehausan dunia hanya dapat dipuaskan oleh Allah.
e.      Dengan menghayati Ekaristi kita dapat memberi kesaksian kepada dunia tentang kebersamaan dan persatuan umat.[13] 
Proses pelaksanaan Perayaan Ekaristi biasa dilakukan setiap hari, dan dalam pembacaan Kitab Suci saat bagian Liturgi Ekaristi, seluruh dunia sama khususnya untuk gereja katolik. Karena sudah ditentukan dalam kalender Liturgi. Kalender Liturgi dugunakan untuk pengaturan pembacaan ayat-ayat Al-Kitab.
D.    Proses perayaan Ekaristi [14]
a.     Pembukaan
  1. Perarakan Pastor/Imam Selebran dan pelayan lainnya menuju altar diiringi lagu pembukaan atau antifon pembukaan, pada hari raya dilakukan pendupaan.
  2. Tanda salib
    • Selebran membuka perayaan Ekaristi dengan memimpin Tanda Salib
    • Tanda salib slah satu tat gerak khas Katolik setiap kali mengawali doa atau ibadat; juga ketika jemaat katolik mengawali ekaristi.
    • Imam dan Umat Menandai diri dengan Salib
  3. Salam pembukaan
    • Perayaan ekaristi diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo). Rumusan lainnya juga dipergunakan pada hari raya, ataupun pada misa biasa.
    • Salam Imam sambil membuka tangan, dengan kata-kat ini Imam menyatakan bahwa Tuhan sungguh hadir di tengah jemaat yang siap beribadat.[15]
  4.  Pengantar
    • Pengantar digunakan untuk mengarahkan umat pada inti dan misteri perayaan.
  5. Doa Tobat dan pernyataan Tuhan Kasihanilah Kami
    • Dapat menggunakan rumusan umum Doa Tobat dilanjutkan dengan Tuhan Kasihanilah Kami
    • Dapat juga menggunakan rumusan pujian kepada Yesus dan memohon belas kasih-Nya yang dipadukan dengan Tuhan Kasihanilah Kami
    • Dapat juga menggunakan pemercikan air suci sebagai peringatan akan pembaptisan
    • Diakhiri dengan seruan absolusi "Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal" yang dijawab umat dengan "Amin"
  6. Madah Kemuliaan
    • Kemuliaan hanya diucapkan/dinyanyikan pada hari Minggu dan hari raya yang disetarakan dengan hari Minggu, di luar masa Prapaskah dan Adven
  7. Doa Pembuka
b.     Liturgi[16] Sabda
Dasar Liturgi Sabda ialah  pewartaan dan pendengaran, mewartakan (membacakan) dan mendengarkan, pewarta dan pendengar.
  • Pada hari Minggu atau Hari Raya, dibacakan tiga bacaan dari kitab suci. Pada hari biasa, dibacakan dua bacaan saja.
  1. Bacaan Pertama
Ø  Bila terdapat tiga bacaan maka Bacaan Pertama diambil dari Perjanjian Lama atau Kisah Para Rasul pada masa Paskah. Bila hanya dua bacaan pada hari biasa, Bacaan Pertama diambil dari Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru selain Injil
Ø  Pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan rumusan "Demikianlah sabda Tuhan" dan umat menjawab dengan "Syukur kepada Allah"
  1. Mazmur Antar Bacaan
Ø  Pemazmur mendaraskan refren dan ayat-ayat Mazmur dan umat mengulang bagian refren

  1. Bacaan Kedua, dari Perjanjian Baru selain Injil atau Wahyu Yohanes
Ø  Pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan rumusan "Demikianlah sabda Tuhan" dan umat menjawab dengan "Syukur kepada Allah"
  1. Alleluya
  2. Bacaan Injil
Ø  Bacaan Injil diambil dari ketiga Injil Sinoptik berdasarkan tiga Tahun Liturgi diselingi dengan Injil Yohanes
Ø  Injil hanya dibacakan oleh imam atau diakon tertahbis, tidak oleh umat biasa.
Ø  Bila Injil dibacakan oleh diakon, ia akan meminta berkat terlebih dahulu pada pastor/imam. Bila Injil dibacakan oleh imam sementara misa dipimpin oleh uskup, maka imam juga akan meminta berkat kepada uskup
Ø  Bacaan diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo)
Ø  Salam dilanjutkan dengan "Inilah Injil Yesus Kristus menurut (Matius/Markus/Lukas/Yohanes)" dan umat menjawab dengan "dimuliakanlah Tuhan" sambil membuat tanda salib pada dahi, mulut dan dada. Pada hari raya, Injil didupai.
Ø  Seusai pembacaan Injil, dinyatakan Aklamasi Injil dengan ucapan "Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya" dan umat menjawab dengan "Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami."
Ø  Dalam perayaan meriah, kalau dianggap baik, Uskup memberkati Umat dengan Evangeliarium (buku Bacaan Injil).
  1. Homili
Ø  Seluruh umat mengikuti homili dengan sikap mendengarkan.
  1. Syahadat atau Credo
Ø  Dapat menggunakan rumusan Syahadat Nicea-Konstantinopel atau Syahadat Para Rasul.
  1. Doa Umat
Ø  Ujud-ujud doa dibawakan oleh diakon atau lektor lalu pembaca doa umat tersebut mengakhiri setiap doanya dengan mengucapkan "Marilah kita mohon" umat menjawab "Kabulkanlah doa kami ya Tuhan atau Tuhan, dengarkanlah umat-Mu."
Ø  Dalam perayaan meriah, seluruh Doa Umat dan aklamasinya dapat dinyanyikan.
c.      Liturgi Ekaristi
Liturgi Ekaristi ialah puncak dari perayaan Ekaristi, inti dalam prosesi Ekaristi dalam Gerja Katolik.
  1. Persiapan Persembahan
    • Diawali dengan kolekte
    • Wakil-wakil umat menghantar bahan-bahan persembahan: roti dan anggur yang akan dikuduskan, dan persembahan lain untuk keperluan Gereja
    • Dalam misa sederhana, roti dan anggur dapat sudah berada di bagian lain dari altar
    • Roti hosti terbuat dari gandum tanpa ragi, diletakkan dalam piala, diletakkan di atas patena dan ditutup dengan korporal
    • Anggur, dipersembahkan dalam ampul terpisah dengan air

  1. Penghunjukkan Persembahan
    • Selebran mengatur susunan piala dan patena di atas korporal, kemudian mencampurkan beberapa tetes air ke dalam anggur dalam piala
    • Selebran menghunjukkan hosti sambil mengucapkan rumusan "Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan" dan umat menjawab "Terpujilah Allah selama-lamanya"
    • Kemudian selebran mengangkat piala berisi campuran air dan anggur sambil mengucapkan rumusan "Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani" dan umat menjawab "Terpujilah Allah selama-lamanya"
    • Pada misa hari raya selebran mendupai persembahan dan altar. Misdinar lalu mendupai selebran dan umat lainnya.
  2. Doa Persiapan Persembahan
    • Selebran mengucapkan doa persembahan dengan ajakan "Berdoalah, saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa" dan umat menjawab dengan "Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus"
  3. Prefasi
    • Prefasi diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo) dan dilanjutkan dengan dialog "Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan" yang dijawab dengan "Sudah kami arahkan" dan "Marilah bersyukur kepada Allah Tuhan kita" yang dijawab dengan "Sudah layak dan sepantasnya"
    • Prefasi selanjutnya dinyanyikan/didoakan oleh selebran dan disambung dengan syair aklamasi Kudus dengan rumusan "Kami melambungkan madah kemuliaan dengan tak henti-hentinya bernyanyi/berdoa"
  4. Kudus
    • Kudus atau Sanctus dapat diucapkan atau dinyanyikan.

  1. Doa Syukur Agung
    • Doa Syukur Agung diucapkan (atau dinyanyikan) oleh selebran saja.
    • Bagian pertama Doa Syukur Agung berisi doa permohonan agar Roh Kudus menguduskan roti dan anggur
    • Bagian terpenting dalam Doa Syukur Agung adalah kisah institusi dan konsekrasi, yaitu perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus secara transsubstansial.
    • Kisah Institusi mengutip ucapan Yesus pada Perjamuan Terakhir yaitu "Terimalah dan makanlah. Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu" dan "Terimalah dan minumlah. Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan semua orang demi pengampunan kekal. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku." Kalimat "lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku" -lah yang menjadi dasar terselenggaranya Perayaan Ekaristi
    • Seusai konsekrasi diucapkan/dinyanyikan aklamasi anamnesis, menyatakan tiga misteri iman Kristen: kematian Kristus, kebangkitan Kristus dan kedatanganNya kembali.
    • Seusai anamnesis, doa syukur agung dilanjutkan dengan doa dengan ujud khusus: bagi arwah para santo dan santa maupun umat biasa, doa bagi Paus dan uskup setempat
  2. Doksologi
    • Doa Syukur Agung ditutup dengan Doksologi dengan selebran mengangkat piala dan hosti sambil mengucapkan "Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa" dan umat berkata "Amin". Jikalau Doa Syukur Agung ini dinyanyikan, maka "Amin" dinyanyikan. (TPE 2005)
d.     Komuni
  1. Doa Bapa Kami
    • Doa Bapa Kami dapat diucapkan atau dinyanyikan
    • Selebran dapat menambahkan embolisme pada akhir Doa Bapa Kami dengan ucapan "Ya Bapa bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya kami dapat hidup dengan rukun, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami Yesus Kristus" dan umat menjawabnya dengan "Sebab Engkaulah Raja, yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya. Amin"
  2. Doa Damai
    • Selebran mendoakan doa mohon damai diakhiri dengan kata-kata: ..... Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa. Umat menjawab: Amin. Kemudian mengucapkan "Damai Tuhan bersamamu" yang dijawab dengan "Dan bersama rohmu" dan dapat diikuti dengan ungkapan, misalnya dengan memberikan salam damai, menjabat tangan orang-orang yang ada di sekitar, atau ungkapan lain yang sesuai
  3. Pemecahan hosti
  4. Komuni
    • Komuni diawali dengan selebran mengangkat tinggi “hosti” dan “piala”[17] anggur yang telah dikonsekrasikan[18] sambil mengucapkan "Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuannya" dan umat menjawab "Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh", kemudian Imam berkata "Tubuh dan Darah Kristus", dan ditanggapi oleh umat dengan berkata "Amin".
    • Selanjutnya selebran menerima komuninya[19], kemudian memberikannya pada pelayan petugas pembagi komuni, kemudian kepada para petugas altar dan misdinar dan kemudian kepada umat lainnya.
    • Umat dapat menerima komuni dalam satu rupa atau dua rupa dalam kesempatan khusus. Ajaran iman Gereja Katolik mengajarkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara satu rupa maupun dua rupa. Dalam Tubuh Kristus terdapat pula Darah Kristus.
    • Pembagi komuni akan mengucapkan "Tubuh Kristus" (Corpus Christi) dan penerima komuni menjawab "Amin" (Amen) dengan sikap hormat.
e.     Penutup
  1. Antifon Komuni
  2. Doa Sesudah Komuni
    • Sesudah doa sesudah komuni pengumuman dapat dibacakan, ataupun pengumuman dapat dibacakan sebelum doa sesudah komuni, tergantung kebiasaan imam yang memimpin misa tersebut.
  3. Berkat dan pengutusan
    • Berkat diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) atau "Tuhan sertamu" dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo) atau "dan sertamu juga"
    • Ada pula bentuk berkat meriah dengan tiga ayat permohonan berkat bagi umat yang masing-masing dijawab dengan "Amin"
    • Ada bentuk berkat sederhana dengan selebran merentangkan tangan ke arah umat dan memberkati dengan tanda salib dengan seruan "Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, Putra dan Roh Kudus" sementara umat membuat tanda salib dan menjawab "Amin"
    • Kemudian Imam mengatakan "Dengan ini perayaan Ekaristi sudah selesai, marilah kita membawa damai Tuhan", lalu umat berkata "Syukur kepada Allah".
    • Bentuk pengutusan adalah kalimat "Marilah pergi. Kita diutus.", yang dijawab umat dengan "Amin"
  4. Perarakan keluar
    • Seluruh umat memberi hormat kepada altar. Imam dan para pelayan meninggalkan altar, dan diarak dengan diringi nyanyian atau lagu ataupun secara instrumental.
f.      Analisa perayaan Ekaristi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Durkhiem mendefinisikan agama sebagai system yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan peribadatan dengan benda benda sacral, kepercayaan dan peribadatan yang mempersatukan semua orang yang menganutnya kedalam suatu komunitas moral yang disebut gereja. Dan setiap agama mempunyai ritual khusus yang berhubungan erat dengan apa yang mereka sembah dan yakini. Kriten Katolik khususnya dalam perayaan Ekaristi setiap umat pasti mengharapkan adanya ketenangan hati, kepasrahan yang penuh ketabahan dan kesabaran. Ekaristi ialah merupakan salah satu ritual yang menjadikan umat merasakan kehadirat Kristus. “ mendapatkan surga kedamaian Batin”[20] yang menjadikan umat lebih hening dan konsentrasi dalam ekaristi. Tentang perasaan yang menyatakan khadirat Tuhan, yang tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata pada saat Konsekrasi.  Keheiningan dan segala puji syukur yang agung terucap pada saat merasakan kehairat Kristus saat itu. Dalam hal ini di tinjau dari segi pengalaman keagamaan, ada unsur perasaan dalam kesadaran, perasaan ynag membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan[21]
Ritual Ekaristi khususnya pada bagian konsekrasi dan  komuni, umat akan benar-benar merasakan bagaimana rasanya kehadiran Kristus benar-benar ada dan Kristus berada saat itu. Menyaksikan umatnya dan menenagkan[22] setiap hati umatnya. Meyakini bahwa Kristus telah mengorbankan dirinya untuk umat dan meyakini tentang Kristus akan selalu ada dan hadir kapanpun dan dimanapun berada.
"perasaan-perasaan, tindakan-tindakan, dan pengalaman-pengalaman setiap individu manusia dalam kesendiriannya, khususnya ketika dia memahami dirinya berhadapan
dengan apa saja yang dia anggap agung (divine)."[23] Pengalaman dengan segala sesuatu yang dianggap Agung dan Kudus.
Pengalaman keagamaan yang mencakup pemkiran dan penghayatan serta keyakinan[24] membuat umat Kristiani memngharapkan mendapat ketenangan jiwa. Merasakan kehadiran suatu realitas yang tak tampak “ada di alam sana”[25] dalam melaksanakan Ekaristi.

g.     Kesimpulan
Perayaan Ekaristi ialah sebuah simbol syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena kepercayaan terhadap Ekaristi adalah Yesus Kristus sendiri, Ekaristi menjadi ‘jantung’ dari iman Katolik. Ekaristi adalah “sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani” dan “hakikat dan rangkuman iman kita. Sebagai manifestasi pengucapan syukur kita kepada Allah, karena Dia telah mengasihi umat manusia sedemikian rupa sehingga memberikan Anak-Nya yang Tunggal sebagai korban penebusan dosa kita (Yohanes 3:16). Sebagai peringatan, bahwa penderitaan dan kematian Yesus sebagai Anak Domba Allah di kayu salib itulah yang memungkinkan umat manusia diselamatkan dari Dosa Warisan Adam (Lukas 22:19). Sebagai dorongan bagi kita untuk secara periodik menilai diri (self correction) dalam arti, mengadakan koreksi atas hati dan pikiran kita, karena syarat untuk dapat ikut dalam perjamuan kudus ialah bahwa kita harus membersihkan hati dan pikiran kita sedemikian rupa sehingga keikutan kita makan roti dan minum anggur dari cawan Perjamuan Kudus itu adalah dalam keadaan rohani yang layak dan iman yang tidak ragu-ragu.
Proses pelaksanaan Perayaan Ekaristi biasa dilakukan setiap hari, dan dalam pembacaan Kitab Suci saat bagian Liturgi Ekaristi, seluruh dunia sama khususnya untuk gereja katolik. Karena sudah ditentukan dalam kalender Liturgi. Kalender Liturgi dugunakan untuk pengaturan pembacaan ayat-ayat Al-Kitab.



[1] Betty R Scarhf,, Kajian Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Tiara Wacana), 1995, hal 30.
[2] Robert H. Thoubless. Pengantar Psikologi Agama. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2000) 166
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Ritus
[4] Wawancara dengan bapak fredi Kesekertariatan.
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Perjamuan_Malam
[6] Korintus merupakan salah satu dari ketiga surat (1&2 Korintus dan Roma) yang menempati posisi sentral dalam Perjanjian Baru
[7] http://id.wikipedia.org/wiki/Perjamuan_Kudus
[8] Wawancara dengan RM. Antonio Sapta Wadada CM.
[9] Buku pedoman Katekumen. Geraja Redemptor mund. Jln Dukuh Kupang Barat I/7 Surabaya 2004 hal. 80-81
[10] Perjamuan terakhir, Perjamuan Malam ialah saat makan terakhir antara Yesus dan keduabelas rasul sebelum kematiannya. Peristiwa tersebut dituliskan di Matius 26:17-29, Markus 14:12-25, Lukas 22:7-38, dan Yohanes 13:1-38 (yang menuliskan tentang Yesus membasuh kaki murid-muridNya).

[11] http://katolisitas.org/2008/06/25/sudahkah-kita-pahami-pengertian-ekaristi/
[12] http://id.wikipedia.org/wiki/Ekaristi
[13] Buku pedoman Katekumen. Geraja Redemptor mund. Jln Dukuh Kupang Barat I/7 Surabaya 2004 hal. 81
[14] Konferensi Wali Gereja Indonesia. Tata Perayaan Ekaristi Buku Umat. (Jakarta: Konferensi WaliGereja Indonesia 2005)
[15] Ernes mariyanto. Paham dan Terampil BEREKARISTI. (Jogjakarta: Yayasan Pustaka Nusantara 2008 )23
[16] Liturgi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, leitourgia, yang berarti kerja bersama. Kerja bersama ini mengandung makna peribadatan kepada Allah dan pelaksanaan kasih, dan pada umumnya istilah liturgi lebih banyak digunakan dalam tradisi umat Katolik. Kurang lebih dapat dibandingkan dengan rukun salat secara berjamaah baik pada hari-hari raya maupun hari Jumat dan shalat lima-waktu setiap hari pada umat Islam (Oxford Dictionary of World Religions, hal.582-3).
[17] “ Hosti” tempat roti diatas piala yaitu roti yang digunakan dibuat khusus tanpa ragi. Hosti adalah sejenis wafer bundar, dibuat dari adonan roti dan digunakan untuk Komuni Suci oleh banyak Gereja Kristen. Berasal dari kata Latin, "hostia", artinya "korban" atau "hewan korban". Istilah ini digunakan untuk menyebut roti tersebut baik sebelum maupun sesudah konsekrasi, akan tetapi lebih tepat digunakan untuk menyebut roti yang sudah dikonsekrasi. Roti yang belum dikonsekrasi lebih tepat disebut "roti altar. “ Piala” tempat anggur bentuknya mirip dengan piala, biasanya dilapisi dengan emas atau perak.
[18] Konsekrasi ialah salah satu dari ekaristi “ Umat mempercayai bahwa anggur dan air itu adalah kristus. Roti disimbolkan sebagai tubuh kristus yang disembahkan saat penyaliban.
Anggur simbol Darah Kristus, Air adalah lambang pembersihan, saat kristus disalib tubuh kristus yang ditusuk mengeluarkan air.
[19] Persyaratan umat yang mendapat komuni ialah umat yang dalam keadaan suci dan dalam keadaan Rahmat.
Umat yang boleh memakan Hosti “Roti”: 1. Umat yang sudah di Baptis secara Katolik. 2. Tidak dalam keadaan berhalangan “ Dosa Besar”. 3. Tidak dalam maslah Moral, contohnya dalam agama kristen Katolik tidak memperbolehkan Poligami, tetapi umat itu berpoligami, maka dia tidak pantas mendapatkan prosti. Pembunuh atau pencuri. Segala sesuatu yang berhubungan dengan moral.
[20] William james. The Varieties of Religious Experience, Perjumpaaan dengan Tuhan (Bandung: PT Mizan Pustaka 2004)390
[21] Zakia Derajat. Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: Bulan Bintang 1970) 14
[22] William james. The Varieties of Religious Experience, Perjumpaan dengan Tuhan (Bandung: PT Mizan Pustaka 2004) 134
[23] Ibid.
[24] Ibid.23
[25] Ibid. 26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar